Sabtu, 27 Desember 2014

MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS  PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
A.    PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1.      Kebahasaan
2.      Kemampuan berbahasa
3.      Kesastraan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
1.      Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan kewacanaan.
2.      Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
1.      Kemampuan mendengarkan / menyimak
2.      Kemampuan membaca
3.      Kemampuan berbicara
4.      Dan kemampuan menulis
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa aspek, maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan adapula pembelajaran bahasa dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.

B.     PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA.
Disamping difokuskan pada keterampilan berbahasa,pembelajaranbahasa Indonesia dapat pula difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain misalkan pada pembelajaran mendengarkan dongeng,mendeklamasikan puisi,mengubah puisi ke dalam bentuk prosa.
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-teori sastra diajarkan  dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus sastra berarti dalam langkah-langkah pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan dengan tingkat kelas siswa.
C.     TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI FOKUS.
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai  focus tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan,misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar rmendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.













KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendirinyang harus dikuasai guru. Sebagai guru yang professional,dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi :2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3) menafsirkan secara kritis dan kreatif  isi kurikulum; 4)memahami  masing-masing kompetensi dalam pembelajaran BI.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui  daya simak siswa,daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan pengetahuan,kemampuan dan keberanian siswa dalam  berbicara. Kedua keterampilan berbahasa,yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang resiprokal,artinya,kegiatan tersebut saling mengisi.Adanya kegiatan berbicara jika ada yang mendengarkan dan sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf,kata,kalimat sederhana pada anak,system pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal (membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan metode langsung,metode eklektik, ataupun metode linguistic sedangkan untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat digunakan teknik membaca sekilas (skimming), 2)teknik membaca memindai (scanning);3) Teknik SQ3R.
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil. Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki keterampilan menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi ;2) gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan; 3)mengembangkan ide yang dimilikinya; 4)mampu memilih kata,kalimat dan gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan secara bertahap,yaitu perencanaan menulis (prapenulis),penulisan, dan revisi ( Mc.Crimmon,1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada modul 7 hal 7.18-7.20)
A.    MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran Bi dengan focus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang menjadi focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari keterampilan lain yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi focus merupakan kegiatan pembelajaran  yang utama karena pembelajaran berangkat,tertuju, dan berakhir pada keterampilan yang menjadi focus pembelajaran. Di samping pembelajaran difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang lain,didalamnya juga terjadi pembelajaran kompetensi dasar kebahasaan.
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita lihat pada modul 7  halaman 7.22 – 7.36 )
B.     MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra. Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat  dapat merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 – 7. 39.


















            MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A.                PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia  dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu diantara empat keterampilan yang ada,yaitu keterampilan mendengarkan/menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang dipadukan tetapi semua aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam memahami struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran kosakata tidak diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B.              TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH
Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan  oleh I Gusti Ngurah Oka adalah :
1.      Pengajaran membaca permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan dasar, Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca,seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana.
2.      Pengajaran membaca nyaring
Pengajaran yang merupakan lanjuatan dari membaca permulaan,seperti membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring.
3.      Pengajaran membaca dalam hati
Pengajaran ini membina siswaagar mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya,baik isi pokoknya maupun isi bagiannya,termasuk pula yang tersurat maupun yang tersirat.
4.      Pengajaran membaca pemahaman
Pengajaran ini tidak jauh berbeda dengan membaca dalam hati
5.      Pengajaran membaca Bahasa
6.      Pengajaran membaca teknik
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca di SD kelas rendah adalah melatih siswa menggerakkan mata dari kiri ke kanan,mengasosiasikan huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Jadi masih bersifat mekanis.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu :
1.      Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).
2.      Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill) yang dapat berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order)

C.                 TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI
Tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah yang biasa disebut Membaca lanjut yang penekanannya pada pemahaman.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill)  yang mencakup aspek-aspek berikut :
1.      Memahami pengertian sederhana (leksikal,gramatikal,retorikal)
2.      Memahami signifikansi tau makna
3.      Evaluasi atau penilaian (isi,bentuk)
4.      Kecepatan membaca yang fleksibel,yamg mudah disesuaikan dengan keadaan.
Aktifitas yang tepat dalam melakukan keterampilan pemahaman adalah membaca dalam hati yang dibagi menjadi dua, yaitu : membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca intensif (intensive reading).
Namun kemampuan membaca yang harus dilatih











MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS  PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
A.    PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1.      Kebahasaan
2.      Kemampuan berbahasa
3.      Kesastraan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
1.      Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan kewacanaan.
2.      Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
1.      Kemampuan mendengarkan / menyimak
2.      Kemampuan membaca
3.      Kemampuan berbicara
4.      Dan kemampuan menulis
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa aspek, maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan adapula pembelajaran bahasa dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.

B.     PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA.
Disamping difokuskan pada keterampilan berbahasa,pembelajaranbahasa Indonesia dapat pula difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain misalkan pada pembelajaran mendengarkan dongeng,mendeklamasikan puisi,mengubah puisi ke dalam bentuk prosa.
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-teori sastra diajarkan  dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus sastra berarti dalam langkah-langkah pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan dengan tingkat kelas siswa.
C.     TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI FOKUS.
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai  focus tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan,misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar rmendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.













KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendirinyang harus dikuasai guru. Sebagai guru yang professional,dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi :2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3) menafsirkan secara kritis dan kreatif  isi kurikulum; 4)memahami  masing-masing kompetensi dalam pembelajaran BI.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui  daya simak siswa,daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan pengetahuan,kemampuan dan keberanian siswa dalam  berbicara. Kedua keterampilan berbahasa,yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang resiprokal,artinya,kegiatan tersebut saling mengisi.Adanya kegiatan berbicara jika ada yang mendengarkan dan sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf,kata,kalimat sederhana pada anak,system pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal (membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan metode langsung,metode eklektik, ataupun metode linguistic sedangkan untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat digunakan teknik membaca sekilas (skimming), 2)teknik membaca memindai (scanning);3) Teknik SQ3R.
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil. Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki keterampilan menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi ;2) gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan; 3)mengembangkan ide yang dimilikinya; 4)mampu memilih kata,kalimat dan gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan secara bertahap,yaitu perencanaan menulis (prapenulis),penulisan, dan revisi ( Mc.Crimmon,1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada modul 7 hal 7.18-7.20)
A.    MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran Bi dengan focus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang menjadi focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari keterampilan lain yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi focus merupakan kegiatan pembelajaran  yang utama karena pembelajaran berangkat,tertuju, dan berakhir pada keterampilan yang menjadi focus pembelajaran. Di samping pembelajaran difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang lain,didalamnya juga terjadi pembelajaran kompetensi dasar kebahasaan.
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita lihat pada modul 7  halaman 7.22 – 7.36 )
B.     MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra. Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat  dapat merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 – 7. 39.


















            MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A.                PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia  dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu diantara empat keterampilan yang ada,yaitu keterampilan mendengarkan/menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang dipadukan tetapi semua aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam memahami struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran kosakata tidak diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B.              TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH
Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan  oleh I Gusti Ngurah Oka adalah :
1.      Pengajaran membaca permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan dasar, Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca,seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana.
2.      Pengajaran membaca nyaring
Pengajaran yang merupakan lanjuatan dari membaca permulaan,seperti membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring.
3.      Pengajaran membaca dalam hati
Pengajaran ini membina siswaagar mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya,baik isi pokoknya maupun isi bagiannya,termasuk pula yang tersurat maupun yang tersirat.
4.      Pengajaran membaca pemahaman
Pengajaran ini tidak jauh berbeda dengan membaca dalam hati
5.      Pengajaran membaca Bahasa
6.      Pengajaran membaca teknik
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca di SD kelas rendah adalah melatih siswa menggerakkan mata dari kiri ke kanan,mengasosiasikan huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Jadi masih bersifat mekanis.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu :
1.      Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).
2.      Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill) yang dapat berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order)

C.                 TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI
Tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah yang biasa disebut Membaca lanjut yang penekanannya pada pemahaman.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill)  yang mencakup aspek-aspek berikut :
1.      Memahami pengertian sederhana (leksikal,gramatikal,retorikal)
2.      Memahami signifikansi tau makna
3.      Evaluasi atau penilaian (isi,bentuk)
4.      Kecepatan membaca yang fleksibel,yamg mudah disesuaikan dengan keadaan.
Aktifitas yang tepat dalam melakukan keterampilan pemahaman adalah membaca dalam hati yang dibagi menjadi dua, yaitu : membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca intensif (intensive reading).
Namun kemampuan membaca yang harus dilatih














MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS  PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
A.    PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1.      Kebahasaan
2.      Kemampuan berbahasa
3.      Kesastraan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
1.      Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan kewacanaan.
2.      Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
1.      Kemampuan mendengarkan / menyimak
2.      Kemampuan membaca
3.      Kemampuan berbicara
4.      Dan kemampuan menulis
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa aspek, maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan adapula pembelajaran bahasa dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.

B.     PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA.
Disamping difokuskan pada keterampilan berbahasa,pembelajaranbahasa Indonesia dapat pula difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain misalkan pada pembelajaran mendengarkan dongeng,mendeklamasikan puisi,mengubah puisi ke dalam bentuk prosa.
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-teori sastra diajarkan  dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus sastra berarti dalam langkah-langkah pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan dengan tingkat kelas siswa.
C.     TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI FOKUS.
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai  focus tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan,misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar rmendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.













KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendirinyang harus dikuasai guru. Sebagai guru yang professional,dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi :2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3) menafsirkan secara kritis dan kreatif  isi kurikulum; 4)memahami  masing-masing kompetensi dalam pembelajaran BI.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui  daya simak siswa,daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan pengetahuan,kemampuan dan keberanian siswa dalam  berbicara. Kedua keterampilan berbahasa,yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang resiprokal,artinya,kegiatan tersebut saling mengisi.Adanya kegiatan berbicara jika ada yang mendengarkan dan sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf,kata,kalimat sederhana pada anak,system pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal (membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan metode langsung,metode eklektik, ataupun metode linguistic sedangkan untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat digunakan teknik membaca sekilas (skimming), 2)teknik membaca memindai (scanning);3) Teknik SQ3R.
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil. Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki keterampilan menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi ;2) gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan; 3)mengembangkan ide yang dimilikinya; 4)mampu memilih kata,kalimat dan gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan secara bertahap,yaitu perencanaan menulis (prapenulis),penulisan, dan revisi ( Mc.Crimmon,1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada modul 7 hal 7.18-7.20)
A.    MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran Bi dengan focus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang menjadi focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari keterampilan lain yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi focus merupakan kegiatan pembelajaran  yang utama karena pembelajaran berangkat,tertuju, dan berakhir pada keterampilan yang menjadi focus pembelajaran. Di samping pembelajaran difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang lain,didalamnya juga terjadi pembelajaran kompetensi dasar kebahasaan.
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita lihat pada modul 7  halaman 7.22 – 7.36 )
B.     MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra. Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat  dapat merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 – 7. 39.


















            MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A.                PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia  dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu diantara empat keterampilan yang ada,yaitu keterampilan mendengarkan/menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang dipadukan tetapi semua aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam memahami struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran kosakata tidak diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B.              TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH
Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan  oleh I Gusti Ngurah Oka adalah :
1.      Pengajaran membaca permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan dasar, Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca,seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana.
2.      Pengajaran membaca nyaring
Pengajaran yang merupakan lanjuatan dari membaca permulaan,seperti membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring.
3.      Pengajaran membaca dalam hati
Pengajaran ini membina siswaagar mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya,baik isi pokoknya maupun isi bagiannya,termasuk pula yang tersurat maupun yang tersirat.
4.      Pengajaran membaca pemahaman
Pengajaran ini tidak jauh berbeda dengan membaca dalam hati
5.      Pengajaran membaca Bahasa
6.      Pengajaran membaca teknik
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca di SD kelas rendah adalah melatih siswa menggerakkan mata dari kiri ke kanan,mengasosiasikan huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Jadi masih bersifat mekanis.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu :
1.      Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).
2.      Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill) yang dapat berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order)

C.                 TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI
Tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah yang biasa disebut Membaca lanjut yang penekanannya pada pemahaman.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill)  yang mencakup aspek-aspek berikut :
1.      Memahami pengertian sederhana (leksikal,gramatikal,retorikal)
2.      Memahami signifikansi tau makna
3.      Evaluasi atau penilaian (isi,bentuk)
4.      Kecepatan membaca yang fleksibel,yamg mudah disesuaikan dengan keadaan.
Aktifitas yang tepat dalam melakukan keterampilan pemahaman adalah membaca dalam hati yang dibagi menjadi dua, yaitu : membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca intensif (intensive reading).
Namun kemampuan membaca yang harus dilatih


















  



  








5 komentar:

  1. ijin copas ya bu, terima kasih ..

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Best slots and casino games | JTG Hub
    This is the best 과천 출장마사지 online 김천 출장샵 casino 밀양 출장샵 experience in the UK with JTG 천안 출장안마 slots, jackpot slots and 광양 출장안마 jackpots! Read more about the JTG casino here.

    BalasHapus